BERITA-INDO.id — Beberapa hari ini slogan ” All Eyes On Rafah ” tengah viral di jagad maya.
Tak hanya di Indonesia. Pelbagai pengguna sosial media dari luar negeripun memposting slogan ” All Eyes On Rafah “.
Dilansir Forbes, ungkapan ‘all eyes on rafah’ adalah seruan agar kepada masyarakat dunia untuk memperhatikan serangan terhadap Rafah di Gaza, Palestina.
Kalimat ‘All Eyes on Rafah’ digunakan di media sosial untuk menarik perhatian masyarakat terhadap kekejaman yang terjadi.
Slogan ‘All Eyes on Rafah’ tampaknya berasal dari komentar Rick Peeperkorn, direktur Kantor Wilayah Pendudukan Palestina di Organisasi Kesehatan Dunia, yang pada bulan Februari mengatakan “Semua mata tertuju pada Rafah” beberapa hari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan dibuatnya rencana evakuasi ke kota tersebut menjelang serangan yang direncanakan untuk melenyapkan apa yang diklaim Netanyahu sebagai benteng terakhir kelompok militan Hamas yang tersisa.
Ungkapan ini dimaksudkan sebagai permintaan bagi para pengamat untuk tidak berpaling dari apa yang terjadi di kota Rafah-di mana sebanyak 1,4 juta orang berlindung setelah melarikan diri dari pertempuran sengit di tempat lain di Gaza-saat Israel terus melanjutkan serangannya meskipun terdapat banyak penduduk sipil.
Rafah di bawah serangan mematikan Israel. Wilayah paling selatan dari Jalur Gaza Palestina itu menjadi berbahaya padahal merupakan daerah tempat pengungsi dari sekujur Gaza mencari selamat.
Serangan mematikan Israel ke Rafah, yang pertama belakangan ini, terjadi pada Minggu, 26 Mei 2024lalu.
AFP melaporkan tentara Israel berdalih menargetkan Hamas di Rafah. Namun kenyataannya, tenda-tenda pengungsi terbakar.
Pihak Palestina menyebut 50 orang tewas dan 249 orang luka-luka akibat serangan Israel saat itu. Namun demikian, ternyata itu bukan serangan sekali. Ada serangan yang kedua kali
Selasa, 28 Mei 2024 waktu setempat, Israel menyerang Rafah lagi. Otoritas Gaza melaporkan sedikitnya 21 orang tewas akibat agresi Zionis itu.
Gempuran Israel terhadap Rafah itu sudah mulai dilakukan beberapa hari setelah Mahkamah Internasional atau ICJ memerintahkan Tel Aviv segera menghentikan serangannya di Rafah.
Otoritas Israel menolak perintah ICJ itu dengan menegaskan serangannya di Rafah tidak berisiko memusnahkan warga sipil Palestina yang ada di sana.(*)