BERITA-INDO.ID – Dalam dunia kripto, istilah airdrop sudah tidak asing lagi di kalangan investor dan penggemar aset digital. Airdrop merupakan strategi distribusi token gratis yang dilakukan oleh proyek kripto untuk menarik perhatian komunitas. Namun, ada dua jenis airdrop yang kerap membingungkan, yaitu airdrop retro (retrospektif) dan airdrop task-based yang sering dikaitkan dengan aktivitas di platform seperti Telegram. Apa perbedaannya?
Airdrop Retro: Apresiasi untuk Pengguna Lama
Airdrop retro atau retrospektif adalah bentuk penghargaan kepada pengguna yang telah aktif berkontribusi di sebuah ekosistem sebelum adanya pengumuman resmi mengenai airdrop. Proyek-proyek besar seperti Uniswap (UNI) dan Arbitrum pernah melaksanakan airdrop jenis ini, di mana token dibagikan secara cuma-cuma kepada pengguna lama tanpa perlu melakukan tugas tambahan.
“Airdrop retro biasanya didasarkan pada aktivitas sebelumnya, seperti volume transaksi atau partisipasi dalam pengembangan ekosistem. Ini menjadi bentuk apresiasi atas loyalitas pengguna,” ujar Timothy Ronald, seorang ahli kripto.
Kelebihan airdrop ini adalah pengguna tidak perlu melakukan apa-apa selain menjadi bagian dari komunitas sebelum tanggal tertentu. Namun, bagi pengguna baru, airdrop ini tidak bisa diikuti karena mereka tidak memenuhi syarat yang ditentukan.
Airdrop Task-Based: Hadiah untuk Tugas Sederhana
Berbeda dengan airdrop retro, airdrop task-based mengharuskan peserta menyelesaikan berbagai tugas sebagai syarat mendapatkan token gratis. Tugas tersebut bisa berupa mengikuti akun media sosial, bergabung di grup Telegram, mengundang teman, hingga mengisi formulir pendaftaran.
Airdrop jenis ini banyak digunakan oleh proyek-proyek baru yang ingin membangun komunitas dengan cepat. Meski prosesnya cukup sederhana, risiko yang dihadapi lebih besar, terutama terkait dengan potensi penipuan atau proyek abal-abal.
Mana yang Lebih Menguntungkan?
Jika dilihat dari potensi keuntungan, airdrop retro seringkali menawarkan jumlah token yang lebih besar karena ditujukan untuk pengguna yang sudah terbukti aktif. Sebaliknya, airdrop task-based cenderung memberikan hadiah lebih kecil karena peserta bisa datang dari berbagai kalangan tanpa riwayat kontribusi.
Namun, bagi pemula di dunia kripto, airdrop task-based bisa menjadi langkah awal untuk mendapatkan aset digital secara gratis.
Tips Aman Mengikuti Airdrop:
1. Selalu verifikasi proyek yang menawarkan airdrop.
2. Jangan pernah membagikan private key atau seed phrase.
3. Gunakan dompet khusus untuk airdrop jika memungkinkan.
4. Hati-hati terhadap link mencurigakan.
Dengan memahami perbedaan kedua jenis airdrop ini, para pengguna kripto diharapkan dapat lebih bijak dalam memanfaatkan peluang mendapatkan token gratis tanpa terjebak dalam potensi risiko.(**)